Pelaut merupakan profesi yang memerlukan sebuah keahlian, bukan semata mereka yang bekerja dikapal niaga, melainkan termasuk pelaut lain, seperti di kapal wisata, atau kapal pencari ikan. Di Indonesia pelaut perikanan cukup besar melebihi pelaut niaga yang tersebar di perairan Indonesia cukup banyak mengingat Indonesia negara maritim, dengan luas wilayah perairan 6.315.222 Km2 dengan panjang garis pantai perairan Indonesia 99.093 Kilometer (*Badan Informasi Geospasial) terpanjang ke-2 didunia setelah Kanada.
Hal ini membuat negara Indonesia berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui sertifikasi kompetensi dan standarisasi di berbagai sektor. Kerjasama dunia usaha/industri, pemerintah dan lembaga diklat baik formal maupun non formal sangat diperlukan untuk merumuskan suatu standar kompetensi yang bersifat nasional khususnya pada Sektor Perikanan Laut, termasuk SMK Negeri 4 Probolinggo dengan program keahlian kemaritiman serta masyarakat yang telah berprofesi sebagai nelayan.
Salah satu program tersebut adalah Ujian Negara Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan dan Ahli Teknika Kapal Penangkap Ikan (ANKAPIN/ATKAPIN) Tingkat II, bagi para lulusan Sekolah Menengah Perikanan dan masyarakat nelayan agar dapat menjadi nelayan yang lebih professional dibidangnya.
Melalui Dewan Penguji Keahlian Pelaut akan melakukan pengujian setiap pihak yang akan menggeluti dunia perikanan dan kelautan sebagai syarat yang dikeluarkan oleh Kementrian Perikanan dan Kelautan melalui Dirjen Hubla. Sertifikat ketrampilan ANKAPIN (Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan) dan ATKAPIN (Ahli Teknika Kapal Penangkap Ikan) wajib dimiliki seorang pelaut diatas kapal penangkap ikan sebagai perwira kapal dan wajib bagi ABK (anak bauah kapal) demi keselamatan dilaut. Tidak hanya itu, pelaut juga harus memliki sertifikat ketrampilan pendukung lain meliputi BST (Basic Safety Traning), MEFA (Medical Emergency First Aid), AFF (Advance Fire Fighting), SAT (Security Awarness Training), SCRB (Survival Craft and Rescue Boats).
